Pertanian merupakan salah satu sektor terpenting di Indonesia. Sektor pertanian dari tahun ke tahun telah berperan sebagai salah satu penyumbang PDB terbesar di Indonesia. Populasi penduduk yang sangat tinggi mengakibatkan kebutuhan akan pangan juga semakin besar, Bahkan saking tingginya konsumsi masyarakat Indonesia tingkat konsumsi masih mendominasi untuk perolehan PDB negara Indonesia.
Era digitalisasi saat ini memiliki peranan yang sangat penting mengingat aktivitas manusia yang kian lama semakin kompleks. Sejalan dengan hal tersebut adanya digitalisasi yang dahulu jarak dan waktu menjadi salah satu kendala dalam berinteraksi, baik interaksi secara sosial maupun ekonomi, kini menjadi sangat terbantu. Perekonomian seolah bergerak tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Namun, semenjak terjadinya pandemi covid19 yang melanda seluruh belahan dunia tak terkecuali Indonesia, menjadikan segala sektor perekonomian mau tidak mau harus terkena dampaknya. Aktivitas perekonomian sempat lumpuh total dengan adanya kebijakan lockdown di berbagai negara, begitu juga dengan Indonesia yang mau tidak mau harus memperketat atau membatasi segala aktivitas masyarakatnya dengan mengeluarkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) ketat terkhusus daerah DKI Jakarta dan beberapa Kota besar lainnya.
Kebijakan PSBB di Indonesia seketika menghentikan perekonomian di segala sektor bahkan hingga sektor terkecil pun yaitu sektor rumah tangga turut merasakan dampak dari PSBB. Tidak sedikit pengusaha yang mengharuskan untuk mengurangi asetnya karena tidak mampu menanggung kerugian yang semakin besar bahkan hingga mengalami gulung tikar.
Salah satu sektor yang menanggung kerugian yang cukup besar adalah sektor pertanian. Sektor yang justru menjadi faktor utama untuk keberlangsungan hidup manusia disaat terjadinya pandemi tidak luput dari hantaman keras efek pandemi covid19. Hal ini diakibatkan karena terbatasnya akses distribusi dan pemasaran produk-produk pertanian akibat adanya kebijakan PSBB di beberapa kota besar. Sehingga menyulitkan bagi para pengusaha pertanian baik skala kecil "UMKM" maupun besar untuk mendistribusikan produknya. Bahkan harga beberapa komoditas terjun bebas karena harga jualnya tidak lebih tinggi daripada harga produksinya yang mengharusnya pengusaha menjual rugi produknya bahkan harus rela untuk memusnahkannya karena jikalau didistribusikan dalam keadaan rugi akan menambah beban disitribusi yang lebih besar.
Keberadaan Marketplace digital dimasa pandemi covid19 dinilai sangat membantu para pengusaha khususnya yang bergerak di sektor pertanian. Permasalahan yang ditengarai karena sulitnya akses distribusi dan pemasaran pada Produk pertanian dapat dengan mudah diatasi dengan dilakukannya pemasaran secara online. Pemasaran yang dilakukan secara online akan lebih menghemat biaya pemasaran dibandingkan dengan melakukan pemasaran secara langsung/offline. Selain mendapatkan akses dan jangkauan pasar yang lebih luas, dengan adanya Marketplace digital aktivitas manusia di luar rumah juga dapat diminimalisir karena pembeli produk" pertanian dapat secara langsung membeli produk tanpa perlu harus pergi ke luar dari rumah. Dengan adanya peran Marketplace digital di tengah wabah pandemi covid19 diharapkan masyakat memanfaatkan sebaik mungkin peran tersebut agar perekonomian di Indonesia kian membaik.
*Source Pict: food.detik.com
KOMENTAR